LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN



LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM BERBAGAI BIDANG
 OLEH : NOVA HARDIANTI(201431004)





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................      i
KATA PENGANTAR......................................................................................................      ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................      iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................      1
A.                Latar Belakang..........................................................................................      1
B.                 Rumusan Masalah.....................................................................................      1
C.                 Tujuan........................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................      3
A.    Pengertian layanan peempatan dan penyaluran ........................................      3
B.     Tujuan layanan penempatan dan penyaluran.............................................      4
C.     Fungsi layanan penempatan dan penyaluran.............................................      4
D.    Asas layanan penempatan dan penyaluran................................................      5
E.     Bentuk layanan penempatan dan penyaluran............................................      5
F.      Komponen layanan penempatan dan penyaluran......................................      13
G.    Metode yang digunakan dalam layanan penempatan dan penyaluran......      14
H.    Cara pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran............................      14
I.       Kegiatan pendukung layanan penempatan dan penyaluran......................      16
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................      17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................      19

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangannya, setiap saat individu berada dalam kondisi diri tertentu dan menghadapi serta berinteraksi dengan kondisi lingkungannya. Dari keadaan tersebut individu dituntut bisa menyesuaikan diri secara tepat supaya mampu mencapai perkembangan diri secara optimal.
Peserta didik adalah individu yang berada pada masa yang sulit ketika menghadapi masalah penyesuaian diri dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek, sehingga mereka memerlukan bimbingan secara tepat guna pencapaian pengembangan diri mereka.
Peserta didik mau tidak mau mereka akan menghadapi dunia kerja setelah mereka lulus dari sekolah, yang jadi permasalahan banyak diantara peserta didik yang tidak tahu orientasi karier yang baik yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dari alasan itulah layanan penempatan dan penyaluran diberikan kepada peserta didik dengan tujuan mereka memperoleh tempat yang sesuai untuk mengembnagkan diri mereka secara maksimal.
Apalagi untuk peserta didik yang duduk di bangku SMA layanan penempatan dan penyaluran sangat penting dimana layanan tersebut dilakukan dengan prosedur yang baik yang akan menghantarkan peserta didik untuk penjurusan yang tepat, yang hal tersebut akan sangat berpengaruh pada pilihan karier yang akan dipilih kelak.

2.    Rumusan Masalah
2.1  Apa pengertian dari layanan penempatan/ penyaluran?
2.2  Apa saja tujuan layanan penempatan/ penyaluran?
2.3  Apa fungsi layanan penempatan/ penyaluran?
2.4  Bagaimana asas layanan penempatan/ penyaluran?
2.5  Sebutkan bentuk layanan penempatan/ penyaluran!
2.6  Sebutkan dan jelaskan komponen layanan penempatan/ penyaluran!
2.7  Sebutkan metode yang digunakan dalam layanan penempatan/ penyaluran!
2.8  Bagaimana cara pelaksanaan layanan penempatan/ penyaluran?
2.9  Sebutkan dan jelaskan kegiatan pendukung layanan penempatan/penyaluran!


3.    Tujuan
3.1  Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian layanan penempatan/ penyaluran.
3.2  Mahasiswa mampu menyebutkan tujuan layanan penempatan/penyaluran.
3.3  Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi layanan penempatan/ penyaluran.
3.4  Mahasiswa mampu menyebutkan metode yang digunakan dalam layanan penempatan/penyaluran.
3.5  Mahasiswa mampu menyebutkan cara pelaksanaan layanan penempatan/penyaluran.
3.6  Mahasiswa mampu menyebutkan bentuk layanan penempatan/penyaluran.
3.7  Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan komponen layanan penemptan/penyaluran.
3.8  Mahasiswa mampu menjelaskan asas layanan penempatan/ penyaluran.
3.9  Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan kegiatan pendukung layanan penempatan/penyaluran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian layanan penempatan/penyaluran
Layanan  penempatan  ialah  pada  waktu  siswa  melewati  masa  peralihan  antara  situasi sekolah  beriutnya,  pemilihan dan  penempatan  jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah sambungan, dan penempatan pada layanan kerja. Menurut Prayitno (2004: 2) layanan penempatan adalah: “Suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal”.
Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Mulyadi (2003:26) yang menjelaskan bahwa: “Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan kolektra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa mengembangkan dan menyalurkan bakat, minat , dan potensi yang dimiliki secara tepat dan sesuai.
Manfaat Layanan Penempatan dan Penyaluran : Membantu siswa agar mampu menempatkan, menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan posisi yang tepat. Menyalurkan segala kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan. Memberikan kemudahan bagi guru dalam pengelolaan kelas dan program pengajaran. Layanan penempatan dan penyaluran harus dilaksanakan secara obyektif dan rasional oleh karena itu perlu kegiatan pendukung berupa aplikasi instrumen dan pengumpulan data.

2.2 Tujuan layanan penempatan dan penyaluran
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Tempat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosional, dan lebih luas lagi lingkungan budaya, yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan individu.
Tujuan khusus layanan penempatan dan penyaluran dalam Bk adalah
2.2.1           Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu
teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan  pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan secara tepat.
2.2.2                  Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan.
2.2.3                  Siswa mampu  mempersiapkan diri untuk mewujudjan cita-citanya
2.2.4                  Mencapai kematangan dalam pilihan karir dengan cara mengenal makna kerja sebagai panggilan hidup.
2.2.5                  Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap  tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi sehingga memahami arti penting bekerja dalam kehidupan.
2.3      Fungsi layanan Penempatan dan penyaluran
Fungsi layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
2.3.1             Fungsi pemahaman : Terpahaminya kondisi individu dan lingkungan yang ada dan yang dikehendaki.
2.3.2             Fungsi pencegahan : Mencegah masalah jika potensi individu sesuai dengan lingkungan untuk pengembangan potensinya .
2.3.3             Fungsi pengentasan : Menyelesaikan masalah melalui upaya penempatan pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
2.3.4             Fungsi pengembangan dan pemeliharaan : Potensi individu menjadi terkembangkan dan terpeliharanya dari hal-hal yang menghambat dan merugikan.
2.3.5             Fungsi advokasi.: Menghindari individu dari keteraniayaan diri dan hak-haknya.

2.4      Asas layanan penempatan dan penyaluran
       Penyelenggaraan layanan PP relatif sengat terbuka dan sering kali mengikutsertakan pihak-pihak di luar konselor dan subjek layanan. Dalam hal ini, asas kesukarelaan dan keterbukaan subjek layanan (klien) sangat penting. setelah itu asas kekinian dan asas kegiatan merupakan jaminan bagi kelancaran dan seksesnya layanan PP. Asas kerahasiaan di terapkan untuk hal-hal yang bersifat pribadi, khususnya untuk kondosi pribadi yang tidak boleh dan tidak layak di ketahui pihak lain. Asas kerahasiaan harus di jamin oleh konselor.
2.5      Bentuk layanan penempatan dan penyaluran
Bentuk layanan penempatan dan penyaluran yaitu penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dan penempatan dan penyaluran lulusan.
2.5.1        Layananan penempatan siswa di sekolah.
Penempatan dan penyaluran siswa disekolah dapat berupa;
2.5.1.1      Layanan penempatan dalam kelas
Jika diperhatikan keadaan di sekolah-sekolah kita,  satu kelas biasanya terdapat 30 sampai dengan 40 orang murid.  Di sekolah-sekolah yang"padat"  satu kelas itu kadang-kadang diisi oleh 45 orang murid atau tebih.  Bagaimana cara menempatkan anak itu pada tempat duduk yang tersedia?  Si A didudukkan di depan,  si B di belakang,  si F di samping kiri bagian depan,  si H di tengah,  si L duduk berdamping dengan M,  dan sebagainya.  Pada hari pertama masuk sekolah,  tempat duduk anak-anak itu boleh ditetapkan secara acak,  tetapi pada hari-hari berikutnya keadaan mereka sudah harus diperhatikan.  Setiap orang secara individual dilihat keadaan dan responsnya berkenaan dengan tempat duduknya.  Hasil pengamatan hari pertama itu,  diramu dengan data lain tentang masing-masing murid,  dijadikan bahan pertimbangan untuk penempatan mereka pada hari-hari berikutnya.
 Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling sederhana dan mudah dibandingkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya. Namun demikian,  penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan.  Penempatan masing-masing anak secara tepat akan membawa keuntungan:
(1)          bagi siswa yang bersangkutan,  yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi individual siswa(kondisi fisik,  mental,  sosial) .
(2)          bagi guru,  khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan bagi dengan penempatan yang tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa.
Kedua keuntungan di atas pada akhirnya bermuara pada pemberian kemudahan bagi pengembangan anak secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing.
Tempat duduk anak-anak dalam kelas tidak seharusnya menetap  sepanjang tahun,  atau semester,  ataupun caturwulan.  Perubahan penempatan setiap kali dapat dilakukan untuk mencapai manfaat yang dari pelayanan penempatan itu.  Dalam kaitan itu,  dan hal yang patut mendapat perhatian umum ialah; jangan sampai penempatan  seorang murid pada suatu tempat merupakan hukuman yang diterapkan kepadany, dan sedapat-dapatnya alasan penempatan anak itu diketahui dan disetujui oleh semua warga kelas.  Oleh karena itu (guru atau kelas),  dengan bantuan konselor,  perlu menjelaskan kepada warga kelas kebijaksanaan yang ditempuh dalam siswa.  Layanan penempatan akan lebih terbantu lagi,  apabila formasi kelas sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan pengajaran atau kegiatan kelas pada umumnya.
Formasi"duduk melingkar"  merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam pelayanan penempatan itu.

2.5.1.2      Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar
Pembentukan kelompok belajar mempunyai dua tujuan pokok Pertama,  untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.  Tujuan ini biasanya diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang menggunakan sistem maju berkelanjutan.  Dalam sistem ini setiap siswa mempunyai kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa harus menunggu atau didesak oleh siswa lain.  Pada dasarnya dalam sistem ini masing masing siswa dapat maju setiap ada kesempatan,  ibarat pengikut perlombaan balap sepeda,  balap mobil,  dan sebagainya.  Tetapi mengingat beberapa kendala,  terutama kendala prosedur administrasi dan pengelola annya,  maka siswa-siswa itu dikelompokkan atas beberapa kelompok belajar. Untuk siswa satu kelas (40 orang) tidak ada ketentuan berapa banyaknya kelompok harus dibentuk.  Yang jelas jangan terlalu banyak sehingga kembali menyulitkan administrasi dan pengelolaannya dan jangan terlalu sedikit sehingga siswa-siswa seolah-olah tidak terdeferensiasi kemampuannya. Untuk itu dapat digunakan rentangan antara 3 sampai 5 kelompok.  Dengan tiga kelompok,  siswa dikelompokkan atas kelompok cepat( A), kelompok sedang(B), dan kelompok lambat(C), sedangkan dengan lima kelompok, Siswa dikelompokkan atas kelompok cepat sekali (A),  kelompok cepat(B)  kelompok sedang (C),  kelompok lambat (D),  dan kelompok lambat sekali (E). Disamping memudahkan prosedur administrasi dan pengelolaannya, pengelompokan seperti ini mempunyai keuntungan, yaitu memungkinkan guru konselor dapat menyesuaikan metode pengajaran dan pelayanan lainnya dengan kemampuan dan cara belajar siswa.
Kedua,  untuk wadah belajar bersama.  Berbeda dengan cara ngelompokan pertama,  dalam pengelompokan ini dilakukan tidak menurut kemampuan siswa,  melainkan dilakukan sedemikian rupa sehingga di dalam kelompok belajar akan terdapat siswa-siswa yang kemampuannya pandai,  sedang dan kurang.  Atau dapat juga dilakukan berdasarkan atas pilihan siswa.  Dalam hal ini,  para siswa bebas memilih teman-teman sekelas yang paling disukainya untuk dijadikan teman belajar.  Pembentukan kelompok seperti ini bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa siswa dapat belajar bersama,  saling memberi dan menerima, saling tukar pengetahuan dan keterampilan. Karena dalam kelompok itu ada siswa yang pandai dapat menularkan apa yang ia miliki kepada siswa yang kurang pandai,  maka siswa yang pandai dapat menularkan apa yang ia miliki kepada siswa lain yang kurang pandai.  Sedangkan siswa g pandai itu sendiri dapat semakin memantapkan pengetahuan dan keterampilannya.

2.5.1.3      Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler
Kegiatan kolekstrakurikuler merupakan bagian dari kurikulum.  Sebagaimana dengan kegiatan-kegiatan lain,  kegiatan kolekstrakurikuler pun dapat menjadi wadah belajar bagi siswa.  Ia menempati tingkat kepentingan yang setara dengan kegiatan-kegiatan akademik lainnya walaupun sifatnya berlainan.  Tetapi sangat disayangkan,  kegiatan-kegiatan ini masih dipandang sebagai"hiasan"  tambahan,  sebagai kegiatan yang dak begitu menentukan perkembangan siswa.  Salah satu ciri yang menonjol dari kegiatan koleks adalah keanekaragamannya,  mulai dari memasak sampai musik,  dari pengumpulan perangko sampai dengan permainan hoki.  Hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan kolekstrakurikuler.  Banyak kebutuhan siswa yang dapat dilayani melalui kegiatan kolekstrakurikuler Misalnya,  dalam menyesuaikan diri dengan teman-teman di lingkungannya yang baru atau dalam usaha mendapatkan teman-teman baru Pada kenyataannya sebagian siswa enggan ikut serta dalam kegiatan-  kegiatan koekstra kurikuler.  Sering keengganan mereka itu disebabkan mereka tidak memiliki keterampilan yang memadai.  Penempatan dalam kegaiatan ko/ekstrakulikuler yang tepat dapat membantu siswa-siswa memperoleh pemahaman yang diperlukannya untuk dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan itu secara efektif.
2.5.1.4      Penempatan dan Penyaluran ke Jurusan Program Studi
Setiap awal tahun ajaran,  banyak siswa SMA yang menghadapi masalah, “jurusan/program apa yang sebaiknya saya ikuti?” Sebagian siswa dapat merencanakan atau menentukan sendiri jurusan/program studi apa yang akan diambilnya.  Mereka menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.  Namun di samping itu,  banyak juga siswa yang tidak dapat membuat rencanya secara realistis.  Mereka membuat rencana hanya berdasarkan atas kemauan dan keinginan,  tidak menyesuaikannya dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya,  atau bahkan ada siswa-siswa yang tidak mampu membuat rencana sama sekali.  Terhadap siswa-siswa yang seperti ini perlu diberikan bantuan agar mereka dapat membuat rencana-rencana dan mengambil keputusan secara bijaksana.
Usaha pemberian bantuan seperti yang dimaksud di atas dia dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.  Informasi itu,  sebagaimana telah digambarkan terdahulu,  hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami tujuan,  isi (kurikulum),  sifat,  syarat-syarat memasuki program studi tertentu,  cara dan keterampilan belajar kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan,  dan kesempatan-kesempatan kerja setelah tamat dari setiap jurusan/program studi.  Selanjutnya,  bagi siswa-siswa yang memerlukan dapat diadakan konsultasi pribadi atau konseling perorangan. 
2.5.2        Penempatan dan Penyaluran Lulusan
Pada setiap akhir tahun ajaran ratusan ribu atau bahkan jutaan anak muda menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu.  Pada umumnya mereka mendambakan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.  Atau bagi yang memang tidak bermaksud untuk melanjutkan pendidikan,  mereka mendambakan untuk dapat diterima pada lapangan kerja yang sesuai.  Saat seperti itu merupakan saat yang kritis bagi kebanyakan para lulusan,  baik tamatan pendidikan dasar,  pendidikan menengah,  maupun pendidikan tinggi.  Mereka berada dalam masa transisi dari satu tingkat pendidikan ke tingkat pendidikan lainnya atau dari dunia pendidikan ke dunia kerja.  Dalam suasana ini,  mereka dihinggapi oleh berbagai perasaan. Seperti cemas,  bingung, tidak menentu,  dan sebagainya. Perasaan-perasaan seperti ini terutama sekali dialami oleh lulusan yang sebelumnya kurang mempersiapkan dirinya dengan baik.
Masalah lain yang dihadapi ialah banyak di antara para lulusan tadi tidak setelah diterima pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi, justru tidak dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan, mercka mengundurkan diri atau pindah ke sekolah yang lain,  atau terhambat kemajuan belajarnya di sekolah yang sama.  Begitu juga bagi yang diterima pada lapangan keria tertentu,  banyak di antaranya yang merasa tidak betah pada jabatan/pekerjaan itu, tidak dapat melaksanakan tugas tugasnya dengan baik,  dan sebagainya.

2.5.2.1      Penemparan dan Penyaluran ke dalam Pendidikan lanjuran
Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan secara acak,  tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang didodukinya.  Karena hal ini,  baik langsung maupun tidak langsung,  juga akan menyangkut citra sekolah secara keseluruhan,  maka sekolah mempunyai tanggung jawab besar dalam menyelenggarakan pelayanan penempatan dan penyaluran yang para siswanya setelah mereka tamat nantinya.  Masalah-masalah sebagaimana dikemukakan di atas tidak perlu terjadi atau setidak-tidaknya dapat di kurangi bilamana sekolah memberikan bantuan dalam pengembangan dan penyusunan rencana pendidikan lanjutan bagi para siswanya. Rencana yang baik ialah rencana yang disusun berdasarkan atas pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan itu,  terutama segi dasar,  bakat, dan minat,  serta kemampuan keuangan. Oleh sebab itu sangat penting diungkapkan bakat,  minat,  kemampuan dan ciri-ciri kepribadian lainnya yang dimiliki siswa,  serta keadaan sosial ekonomi orang wali siswa.  Bertitik tolak dari pemahaman yang mendalam itu, guru dan atau konselor membantu siswa membuat rencana penempatan dan penyalurannya ke lembaga pendidikan yang sesuai,  Adalah sangat mustahil untuk memberikan bantuan bagi penempatan dan penyaluran seseorang siswa memasuki sekolah atau akademi perawat misalnya, sementara siswa itu sendiri tidak menyenangimata pelajaran biologi. Atau juga tidak mungkin untuk mengarahkan penempatan dan penyaluaran siswa ke bidang teknik mesin jika siswa itu sendiri tidak memiliki pemahaman mekanika yang memadai

2.5.2.2      Penempatan dan Penyaluran ke dalam Jabatan/pekerjaan
Di samping penempatan dalam pendidikan,  sekolah juga membantu para siswanya yang akan memasuki dunia kerja.  Walaupun di sekeliling siswa tersedia lapangan kerja.  tetapi tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan mudah atau cocok untuk dimasuki. Sebagaimata halnya dengan dunia pendidikan,  maka masing-masing bidang pekerjaan itu memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.  Kondisi,  siat dan ciri pekerjaan tercantum pada informasi pekerjaan sebagaimana telah diutarakan.  Selanjutnya,  untuk keperluan praktis informasi tersebut dituangkan dalan kriteria penerimaan tenaga kerja.  Kriteria itu pada umumnya tidak dimilki oleh setiap orang,  karena individu itu berbeda antara yang satu dengan yang lain,  baik bakat,  minat,  kemampuan,  dan lainnya,  perlu diperhatikan ialah bahwa bagi setiap lapangan kerja penambahan tenaga kerja berarti peningkatan produktivitas sama dengan pemborosan. Sedangkan peningkatan produktivitas hanya mungkin dicapai apabila tenaga ketiga yang berangkutan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi,  mempunyai kemauan untuk bekera keras,  mencintai dan menyenangi pekeraannya,  di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya itu.
Layanan penempatan dan penyaluran boleh dikatakan sebagai bentuk khusus yang paling nyata dari berbagai fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam segala pelayanan bimbingan dan konseling.  Dengan layanan tersebut individu dipelihara kondisinya,  sambil di sana sini diperbaiki kondisi-kondisi yang kurang memungkinkan.  Pemeliharaan (dan perbaikan)  kondisi itu tidak lain untuk memungkinkan terjadinya proses perkembangan yang semakin cepat dan lancar sehingga tercapai keadaan optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang dijalaninya.
Demi suksesnya layanan penempatan dan penyaluran itu,  kerja sama antara konselor dan guru sangat menentukan,  Guru merupakan kunci suksesnya layanan karena gurulah yang menguasai lapangan di mana para siswa setiap hari berada:  guru adalah pengelola ruangan kelas dan sekaligus pengelola proses pembelajaran murid;  guru merupakan pengelola sebagian terbesar kehidupan siswa di sekolah. Dibanding peranan guru seperti itu, peranan konselor adalah sebagai arsitek yang memungkinkan dibangunnya layanan Penempatan dan Penyaluran dengan warna tertentu; konselor merupakan penasihat dan penyumbang utama berbagai data, masukan, dan bahan-bahan pertimbangan tentang arah dan penetapan penempatan/penyaluran itu.  Antara arsitek dan pengelola lapangan harus terjadi kerja sama yang seerat-eratnya agar bangunan yang berupa upaya "penempatan dan penyaluran"  individu dapat terwujud dengan kokoh,  dan nyaman.  Peranan orang tua atau wali siswa juga cukup penting,  terutama dalam memberikan data pendukung tentang siswa,  menjalankan keputusan tentang penempatan dan penyaluran yang dilakukan oleh sekolah dengan serta perlakuan orang tua terhadap anak,  dan dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi kegiatan belajar siswa (seperti keizinan bagi anak untuk melakukan kegiatan khususnya kegiatan di luar jam pelajaran penyediaan buku-buku dan alat-alat keperluan pembelajaran,  serta biaya)  Apabila trio "guru, konselor dan orang tua"  kompak dan matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran demi kebahagiaan anak,  sangat dapat diharapkan perkembangan anak berada padajalur yang tepat.
2.6      Komponen layanan penempatan dan penyaluran
Komponen layanan penempatan dan penyaluran yaitu;
2.6.1   Konselor
Konselor sebagai pelaksana layanan PP, adalah ahli pelayanan konseling yang sangat peduli terhadap optimalisasi perkembangan individu demi kebahagiaan kehidupannya.
2.6.2   Subjek layanan dan masalahnya
Subjek layanan PP adalah siapa saja yang memerlukan kondisi lingkungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan perkembangannya, baik di sekolah, di rumah, dalam organisasi, dan sebagainya.
2.6.3   Potensi dan kondisi diri subjek layanan
2.6.3.1           Potensi inteligensi, bakat, minat dan kecendrungan pribadi.
2.6.3.2           Kondisi psikofisik, seperti terlalu banyak bergerak, cepat lelah, alergi terhadap kondisi lingkungan tertentu
2.6.3.3           Kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan sosial
2.6.3.4           Kemampuan panca indra
2.6.3.5           Kondisi fisik, seperti: jenis kelamin, ukuran badan, keadaan jasmaniah lainnya.
2.6.4   Kondisi lingkungan
2.6.4.1           Kondisi fisik, kelengkapan, serta tata letak dan susunannya
2.6.4.2           Kondisi udara dan cahaya
2.6.4.3           Kondisi hubungan sosia-emosional
2.6.4.4           Kondisi dinamis suasana kerja dan cara-cara bertingkah laku
2.6.4.5           Kondisi statis, seperti aturan dan pembahasan-pembahasan

2.7      Metode layanan penempatan dan penyaluran
Metode yang dapat dilakukan melalui :
2.7.1             Inventarisasi data pribadi siswa.
2.7.2             Studi dokumentasi terhadap .
2.7.3             Menentukan bentuk-bentuk penempatan yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan siswa.
2.7.4             Konselor dan siswa melakuakan rencana bersama yang didasari asas kesukarelaan.
2.7.5             Strategi politik konselor melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pengembangan lingkungan yang lebih baik bagi siswa.
2.7.6             Menentukan waktu dan tempat,waktu dan tempt yang digunakan dengan kebutuhan dalam layanan.
2.8      Cara pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran perlu diselenggarakan secara terencana dan tertib mengikuti prosedur dan langkah-langkah sistematik-strategis. Langkah –langkah yang dimaksud yaitu:
2.8.1             Perencanaan, meliputi :
2.8.1.1   Identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri subyek tertentu.
2.8.1.2  Menetapkan subyek sasaran layanan.
2.8.1.3   Menyiapkan prosedur dan langkah-langkah, serta perangkat dan fasilitas layanan.
2.8.1.4  Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2.8.2             Pelaksanaan, meliputi :
2.8.2.1   Melakukan pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan subyek layanan, sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan.
2.8.2.2  Melaksanakan penempatan
2.8.3             Evaluasi ,meliputi :
2.8.3.1  Menetapkan materi evaluasi
2.8.3.2  Menetapkan prosedur evaluasi
2.8.3.3  Menyusun instrument evaluasi
2.8.3.4  Mengaplikasikan instrument evaluasi
2.8.3.5  Mengolah hasil aplikasi instrumentasi
2.8.4             Analisis hasil evaluasi,meliputi :
2.8.4.1  Menetapkan norma/standar evaluasiMelakukan analisis
2.8.4.2   Menafsirkan hasil analisis
2.8.5             Tindak lanjut, meliputi:
2.8.5.1  Mengidentifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti
2.8.5.2  Menetakan jenis dan arah tindak lanjut
2.8.5.3  Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada subyek layanan dan (jika perlu) kepada pihak-pihak terkait
2.8.5.4  Melaksanakan rencana tindak lanjut
2.8.6             Laporan, meliputi :
2.8.6.1  Menyusun laporan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran
2.8.6.2  Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
2.8.6.3  Mendokumentasikan laporan


2.9      Kegiatan pendukung layanan penempatan dan penyaluran
2.9.1 Aplikasi Instrumentasi
Data Hasil aplikasi instrumentasi dan/atau data yang terdapat didalam himpunan data di gunakan untuk :
2.9.1.1  Menetapkan subjek sasaran layanan
2.9.1.2  Memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan kondisi diri subjek beserta lingkungannya.
2.9.2 Konferensi Kasus
Permasalahan yang dialami oleh seorang atau lebih subjek sasaran layanan dapat dibawa ke dalam konferensi kasus dengan menghadirkan pihak-pihak terkait. Dalam konferensi kasus itu digali berbagai data yang relevan dan digalang partisipasi konstruktif para peserta dalam penanganan permasalahan subjek layanan. Dalam konferensi kasus asas kerahasiaan di laksanakan secara proporsional ketat.
2.9.3 Kunjungan rumah
Kunjungan rumah diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap tentang subjek layanan, khusus data yang terkait dengan keluarga. Kunjungan rumah ini lebih di perlukan bagi subjek layanan yang dilayani secara perorangan, sedangkan untuk subjek-subjek non-perorangan keluarga mereka dapat dihadirkan ( secara perwakilan ) dalam konferensi kasus.
2.9.4 Ahli Tangan Kasus
Ahli tangan kasus di mungkinkan atas dasar hasil penilaian dampak layanan. Apabila ada dampak yang tidak menjadi kewenangan konselor menanggapinya, maka permasalahan baru atau lanjutan tersebut dapat diahlikan kepada ahli yang berkewenangan.
Semacam “ ahli tangan “ dapat di lakukan dalam rangka kajian ( awal) terhadap potensi dan kondisi diri serta kondisi lingkungan. Kegiatan ini sebenarnya lebih bermakna kerjasama dari pada slih tangan kasus.



BAB III
PENUTUP

Simpulan
1.      Layanan  penempatan  ialah  pada  waktu  siswa  melewati  masa  peralihan  antara  situasi sekolah  beriutnya,  pemilihan dan  penempatan  jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah sambungan, dan penempatan pada layanan kerja.
2.      Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya.
Tujuan khusus layanan penempatan dan penyaluran dalam Bk adalah Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan.
3.      Fungsi layanan penempatan dan penyaluran meliputi : Fungsi pemahaman, Fungsi pencegahan, Fungsi pengentasan, Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, dan Fungsi advokasi.
4.      Metode yang dapat dilakukan melalui : Inventarisasi data pribadi siswa, Studi dokumentasi terhadap, Menentukan bentuk-bentuk penempatan, Konselor dan siswa melakukan rencana bersama yang didasari asas kesukarelaan, Strategi politik konselor melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pengembangan lingkungan yang lebih baik bagi siswa, dan yang terakhir Menentukan waktu dan tempat.
5.      Cara pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran meliputi : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan laporan.
6.      Bentuk layanan penempatan dan penyaluran yaitu penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dan penempatan dan penyaluran lulusan.
7.      Komponen layanan penempatan dan penyaluran yaitu ; Konselor, Subjek layanan dan masalahnya, Potensi dan kondisi diri subjek layanan, dan kondisi lingkungannya.
8.      Asas layanan penempatan dan penyaluran yaitu asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian,  asas kegiatan, asas kerahasiaan.
9.      Kegiatan Pendukung meliputi Aplikasi Instrumentasi, Konferensi Kasus, Kunjungan rumah, dan Ahli Tangan Kasus



DAFTAR PUSTAKA

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.  Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. 2004. Layanan penempatan dan penyaluran. Padang : FKIP Universitas Negeri Padang.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.
Nursalim, Muchamad & Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Unesa University Pers.


Related Post

0 Komentar

NAMA KELOMPOK

NAMA KELOMPOK   NOVA HARDIANTI (201431004) HENI PRATIWI         (201431044) NOVI PUTRI PERTIWI (201431031) IDA AFITIYA SARI (2014310...