UPAYA MENINGKATKAN TOLERANSI BERAGAMA MELALUI
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA BAGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 02
JATI KUDUS
Oleh
NOVI PUTRI PERTIWI
2014-31-031
1.1 Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
masyarakat, seorang individu akan diharapkan dengan kelompok-kelompok yang
berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.
Dalam
menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan
yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan
ras maupun agama. Dalam rangka menjaga kebutuhan dan persatuan dalam masyarakat
maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga
gesekan-gesekan yang akan dapat menimbulkan pertikaian dan saling menghargai, sehingga
gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat
juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara
yang satu dengan yang lainnya.
Kerukunan
umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat
adanya toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi adalah sikap saling
pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya
dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat
penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.
Sila
Ketuhanan yang Maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek penyelenggaraan
hidupbernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Karena
sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas
Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang
mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan imam kepercayaan inilah yang
menjadi dasar dalam hidup barbangsa, benegara, dan bermasyarakat.
Kebebasan
beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan, antar umat
beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembuh
Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar
kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak
dapat diabaikan.
Dalam
pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya itu”.
Oleh karena itu kita sebagai warga Negara sudah seoatutnya menjunjung tinggi
sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan
kewajiban yang ada diantara kita demi ketuhanan Negara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Jelaskan pengertian bimbingan
kelompok, tujuan bimbingan kelompok, manfaat bimbingan kelompok, fungsi
bimbingan kelompok, cirri-ciri bimbingan kelompok, materi bimbingan kelompok,
jenis-jenis bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok, aspek-aspek
bimbingan kelompok, tahap-tahap bimbingan kelompok, keuntungan bimbingan
kelompok, teknik-teknik bimbingan kelompok.
1.2.2
Jelaskan pengertian toleransi,
toleransi antar umat beragama, sikap toleransi beragama, penertian sikap
toleransi beragama, cirri-ciri sikap toleransi beragama, menghormati dan
memelihara hak dan kewajiban antar umat beragama, manfaat toleransi beragama.
1.2.3
Jelaskan dan sebutkan
pengertian sosiodrama, hakikat sosiodrama, langkah-langkah penggunaan metode
sosiodrama, tujuan dan manfaat metode sosiodrama.
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mendeskripsikan pengertian
bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, manfaat bimbingan kelompok,
fungsi bimbingan kelompok, cirri-ciri bimbingan kelompok, materi bimbingan
kelompok, jenis-jenis bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok,
aspek-aspek bimbingan kelompok, tahap-tahap bimbingan kelompok, keuntungan
bimbingan kelompok, teknik-teknik bimbingan kelompok.
1.3.2
Untuk mendeskripsikan pengertian
toleransi, pengertian toleransi antar umat beragama, sikap toleransi beragama,
pengertian sikap toleransi beragama, cirri-ciri sikap toleransi beragama,
menghormati dan memelihara hak dan kewajiban antar umat beragama, manfaat
toleransi beragama.
1.3.3
Untuk mendeskripsikan
pengertian sosiodrama, hakikat sosiodrama, langkah-langkah penggunaan metode
sosiodrama, tujuan dan manfaat metode sosiodrama.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam
penelitian ini, manfaat penelitian akan ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi
kegunaan teoritis dan dari sisi kegunaan praktis.
1.4.1
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
teori-teori maupun konsep-konsep layanan bimbingan kelompok dan meningkatkan
toleransi beragama.
1.4.2
Manfaat Praktis
Bagi
sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi guru
sebagai bahan kajian dalam memberikan layanan. Bagi Guru BK, penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahas pertimbangan dalam pemahaman dan
pemberian layanan bimbingan kelompok. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam bertingkah laku kearah yang positif.
1.5 Definisi Operasional
Sesuai
dengan judul penelitian yaitu Upaya Meningkatkan Toleransi Beragama Melalui
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Bagi Siswa SMP 02 Jati Kudus, maka
definisi operasionalnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
Toleransi
adalah Suatu perilaku atau sikap yang tidak menyimpang dari aturan, saling
menghargai dan menghormati
kelompok-kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau setiap tindakan
yang dilakukan orang lain. Dalam upaya meningkatkan toleransi beragama pada
siswa, peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang
diberikan oleh seorang guru pembimbing pada sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sosiodrama
adalah teknik bermain peran dalam rangka untuk memecahkan masalah sosial yang
timbul dalam hubungan interpersonal (rasa cemburu, dilem,dll) yang dilakukan
dalam kelompok, dalam hal ini terkait dengan masalah peningkatan rasa toleransi
dalam beragama. Adapun materi bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan rasa
toleransi dalam beragama yaitu toleransi, toleransi antar umat beragama, sikap
toleransi beragama, cirri-ciri sikap toleransi beragama, macam-macam toleransi beragama.
BAB II
LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS
2.1 LANDASAN
TEORI
2.1.1 Pengertian
Bimbingan Kelompok
Terdapat berbagai macam layanan
dalam bimbingan dan konseling, salah satunya yaitu layanan bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok adalah suatu layanan yang diberikan dalam situasi
kelompok yang berjumlah antara 8-12 peserta didik dengan memanfaatkan dinamika
kelompok untuk membahas topic atau masalah yang sedang hangat dibicarakan baik
bidang pribadi, sosial, belajar maupun karir.
Sukiman (2011: 98) menjelaskan
tentang layanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Layanan
bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan dengan mengaktifkan
dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan
pribadi. Dalam layanan ini dibahas topik-topik tertentu yang mengandung
permasalahan actual dan menjadi perhatian anggota kelompok. Melalui dinamika
kelompok yang intensif, pembahasan topic-topik itu mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang terwujudnya
tingkah laku yang lebih efektif (Sukiman, 2011: 98).
Dewa Ketut Sukardi (2002: 48) menjelaskan
tentang pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Layanan
bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik (konseli) secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk
menunjang kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, anggota keluarga dan mesyarakat serta untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Tohirin (2008: 170) menjelaskan
tentang pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Bimbingan
kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu
(siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas,
dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna
bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta
layanan.
Mungin (2005: 17) menjelaskan tentang pelayanan
bimbingan kelompok sebagai berikut.
Bimbingan
kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pemimpin kelompok menyediakan
informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih
sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok mencapai tujuan-tujuan
bersama.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan layanan yang
diberikan oleh konselor kepada sekelompok individu (siswa) dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas suatu topic, baik topic tugas maupun bebas
secara bersama-sama supaya dapat membantu siswa dalam meningkatkan hubungan
sosial, pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu.
2.1.2
Tujuan
Bimbingan Kelompok
2.1.2.1
Tujuan Umum
Heru Mugiarso (2006: 66) menjelakan tentang tujuan
umum pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Agar siswa secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari konselor sekolah sebagai narasumber
yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun
pelajar.
Prayitno (2004: 2) menjelaskan tentang
tujuan umum pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Tujuan
umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa,
khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan.
Tohirin (2008: 172) menjelaskan tentang
tujuan umum pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Layanan
bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi,
khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa).
Jadi berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah untuk membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan bersosialisasi khususnya kemampuan berkomunikasi atau
mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan topic yang dibahas.
2.1.2.2
Tujuan Khusus
Prayitno (2004: 3)
menjelaskan tentang tujuan khusus pelayanan bimbingan kelompok sebagai berikut.
Tujuan
khusus layanan bimbingan kelompok pada dasarnya terletak pada: bimbingan
kelompok bermaksud membahas topic-topik tertentu yang mengandung permasalahan
actual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang
intensif, pembahasan topic-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang dwujudkannya tingkah laku yang lebih
efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal
ditingkatkan.
Erman Amti (dalam
Eukaristia, 2011) menjelaskan tujuan khusus pelayanan bimbingan kelompok
sebagai berikut.
Tujuan khusus bimbingan kelompok sebagai
berikut:
1)
Melatih siswa untuk berani mengemukakan
pendapat di hadapan teman-temannya.
2)
Melatih siswa dapat bersikap terbuka si
dalam kelompok.
3)
Melatih siswa untuk dapat membina
keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar
kelompok pada umumnya.
4)
Melatih siswa untuk dapat mengendalikan
diri dalam kegiatan kelompok.
5)
Melatih siswa untuk dapat bersikap
tenggang rasa dengan orang lain.
6)
Melatih siswa memperoleh keterampilan
sosial.
7)
Membantu siswa mengenali dan memahami
dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.
Jadi berdasarkan
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus layanan bimbingan
kelompok adalah untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah atau
membahas secara tuntas topic yang sedang dibahas (topic yang actual/hangat
untuk dibicarakan) melalui dinamika kelompok untuk mengembangkan ketrampilan
dalam berkomunikasi dan memahami diri dalam hubungan dengan orang lain.
2.1.3
Manfaat
Bimbingan Kelompok
Winkel & Sri
Hastuti (2004: 563) menjelaskan manfaat pelayanan bimbingan kelompok sebagai
berikut.
Menyebutkan
manfaat layanan bimbingan kelompok adalah mendapat kesempatan untuk berkontak
dengan banyak siswa, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, siswa
dapat menyadari tantangan yang dihadapi, siswa dapat menerima dirinya setelah
menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan
tantangan yang kerap kali sama dan lebih berani mengemukakan pendapatnya
sendiri bila berada dalam kelompok, diberikan kesempatan untuk mendiskusikan
sesuatu bersama, lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila
dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh konselor.
0 Komentar