PERAN GURU MATA PELAJARAN



PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM PROSES BIMIBINGAN DAN KONSELING
USWATUN HASANAH 201431060
SEMESTER 6 B
ABSTRAK

Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya peran guru mata pelajaran dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Masalah yang dikaji adalah bagaimana peranan guru mata pelajaran dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa peranan guru mata pelajaran dalam proses layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut (1) Guru sebagai informatory, (2) Guru sebagai fasilitator,  (3) Guru sebagai mediator, dan (4) Guru sebagai kolaborator. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam proses layanan bimbingan konseling untuk mendidik anak didik menjadi sumber daya manusia yang terdidik, berilmu dan berakhlakkul karimah. Sehingga guru mata harus mempunyai kemampuan untuk membimbing anak didik dengan baik. Agar guru mampu memberi bimbingan
secara optimal kepada anak didik maka guru harus mampu memahami karakteristik anak didik yang berbeda-beda.

Kata kunci :  peran guru, bimbingan, konseling

A.    PENDAHULUAN
Undang-undang sistem pendidikan nasional No 20tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan betaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan yakni memberi bekal  kemampuan siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional. Untuk aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah tetapi juga terletak pada sumber daya alam yang berkualitas . sumber daya alam yang berkualitas adalah manusia, maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia yan lebih berkualitas sebagai investasi untuk mencaoai kemajuan negara Indonesia
Dari latar belakang diatas maka persoalan yang hendak dibahasa dalam artikel ini adalah peran seorang guru pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Adapun fungsi dari bimbangan dan konseling menurut  Nurihsan A J da Sudianto Adi sebagai berikut : (a) Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak terentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa, (b) fungsi penyaluran yaitu fungsi bimingan dan konseling dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekkola dan lapanangan pekerjan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, (c) fungsi adaptasi yaitu fungsi bimbingan dan onslig dala hal membantu petugas-petugas disekolah khususnya guryu, untuk mengadaptasikan progam pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.

B.     TINJAUAN PUSTAKA
Dibawah ini merupakan pengertian bimbingan dan konseling yang dipaparkan oleh Badawi (dalam Aqib, 2012: 28) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing terhadap individu yang mengalami problem, agar si terbimbing mempunya kemampuan untuk memecahkan problemnya sendiri dan akhirnya dapat memncapai kebahagiaandalam kehisupan individu maupun sosial.
Shertzer (dalam Asmani, 2010:38) konseling adalah berhubungan dengan usaha untuk mempengauhi perubahan sebagian besar tingkah laku klie secara sukarela (klien inginmengubah dan mendapatkan bantuan dari konselor.
Fungsi  Bimbingan  dan  Konseling dikemukakan oleh Prayitno  (dalam Batuadji, 2005:19),  fungsi  kegiatan Bimbingan dan Konseling meliputi: (1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihakpihak tertentu  sesuai  dengan  kepentingan pengembangan peserta didik, (2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai  permasalahan  yang  mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugiankerugian tertentu  dalam  proses  perkembangannya, (3) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi yang  akan menghasilkan  terentaskannya atau  teratasinya  berbagai  permasalahan  yang  dialami  oleh  peserta didik, (4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpelihara  dan  terkembangkannya berbagai  potensi  dan  kondisi  positif peserta didik dalam rangka perkembangan  dirinya  secara  mantap  dan berkelanjutan.
Sifat bimbingan dan konseling menurut Nurihsan A J dan Suianto (Rubiyanto, 2008: 36) ada lima macam yaitu (1) pencegahan, (2) penyembuhan, (3) perbaikan, (4) pemeliharaan, dan (5) pengembangan.
Tujuaan khusus bimbingan dan konseling disekolah (Salahudin, 2010: 23) sebagai berikut (1) Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada, (2) Membantu siswa-siswa ntuk mengembangkan motif-motif dalam belajar sehingga tercapai kemajuan pengajara yang berarti, (3) Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pegambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan, (4) Memnbantu siswa-siswi untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimu terhadap masyarakat, (5) Membantu siswa siswa untuk hidup dalam  kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan sosial.
Bimbingan dan pendidikan di sekolah menurut Aryatmi (dalam kartono, 1985 hal 11 ) sebagai berikut (1) Bimbingan melengkapi pendidikan, (2) Kesamaan bimbingan dan pendidikan, (3) Perbedaan bimbingan dan pendidikan.
berkenaan  peran  guru  mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (dalam samisih, 2014 hal 58) mengemukakan bahwa guru-guru  mata  pelajaran  dalam  melakukan  pendekatan  kepada  siswa  harus  manusiawireligius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.










C.    PEMBAHASAN
Setiap guru pasti ingin berhasil ingin masing-masing murid mrinya  belajar sesuai dengan  kemampuannya. Tetapi sering kali guru merasa gagal, sebab meskipun guru telah berusaha sepenuhnya, namun kenyataannya semua murid-murid tidak belajar sungguh-sungguh.
Tugas utama seorang guru adalah dengan segala macam cara yang dapat dilalukannya membantu murid agar ia dapat menguasai bahan pelajaran yang dibeikan menurut kulikulum. Bagaimanapun juga, pendidikan tidak bertujuan unuk menghasilkan orang tolol yang bijaksana atau penjahat yang terdidik; dan juga tidak untuk menghasilkan individu yang tidak bertanggung jawab. Melainkan tujuan pendidikan ialah memungkinkan setiap anak mengembangkan dirinya menjadi orang yang yakin akan harga dirinya dalam masyarakat, dan bersedia memikul tanggungjawab sebagai anggota masyarakat.
“Haruskah guru melibatkankan diri dalam proses bimbingan?”; atau mungkin lebih lebih bak dirumuskan sebaga berikut “dapatkah guru menghindari
diri dari keharusan memberi bimbingan ?” bimbingan rumuskan sebagai : aktivitas membantu murid dalam menentukan tujuan, menyelesaikan persoalan-pesoalan dan menentukanka pilihan-pilihan bijaksana. Guru tidak hanya memberikan mata pelajaran tertent saja melainkan guru juga mengajarkan sikap; juga menmunjukkan firasatnya reaksi-reaksinya terhadap hidup melalui tingkah lakunya dikelas.
Tetapi terlepas dari contoh tingkah laku dan nilai-nilai yang diperlhatkannnya, guru juga bisa mengamati setiap anak. Di sekolah dasar, dimana masing-masing kelas seperti berdiri sendiri, guru mempunyai kesempatan untuk mengamati murid-muridnya dari dekat. Mungkin guru adalah orang pertama yang melihat kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh anak tentang pelajarannya atau lingkungannya. Mungkin juga guru adalah orang yang pertama  mendapatkan kepercayaan dari anak didik mengenai persoalan-persoalan dan pertanyaan-prtanya yang bersifat pribadi.
Guru perlu menyadari bahwa setiap anak mempunyai kepribadian, kelebihan dan kelemahannya sendiri. Anak tidak dilahirkan dengan anda-tanda ”senang matematika”, mampu “menjawab tantangan”, “tidak berhasil dengan baik bila ditekan”, “memerlukan waktu yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan” dan sebagainya. Supaya guru dapat berhasil dalam usahanya membuat kurikulum sekolah menjadi berarti bagi anak didik, dan dapat menciptakan pengalaman yang bermakna serta memuaskan bagi anak, ia harus dapat menemukan/melihat perbedaan perbedaan yang ada di antara murid muridnya. Bimbingan konseling tidak hanya terbatas pada hal hal krisis yang  besar saja. Selanjutnya aktivitas membimbing dapat diwujudkan: melalui kata kata, melalui informasi, melalui pengalaman. Maka murid dapat dibantu dalam menghadapi masalah-masalahnya dengan: (a) Sikap yang simpatik, (b) Kesediaan untuk mendengarkan, (c)  perhatian yang sunggh-sungguh, (d) Atau pengakuan terhadap murids sebagai manusia.
Namun juga ada anak-anak yang membutuhkan waktu dan perhatian lebih dari yang dapat diberikan oleh guru. Anak-anak itu seharusnya dikirim kepada pembimbing atau kepada ahli lainm. Bila tidak ada ahli lain guru wajib meberikan bantuan menuut kemampuannya.
Peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan untuk kepentingan efektifitas dan efesiensi pelayanan bimbingan dan konseling sekolah. Bahkan batas-batas tertentu, guru pun dapat bertindak sebagai konselopr bagi peserta didiknya. Peran yang dijalankan guru yaitu sebagai pembimbing. Untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak didik yang dibimbingnya. Sementara itu berkenaan dengan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, guru-guru mata pelajaran dalam melalukan pendekatan kepada anak didik harus bersifat manusia-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur, dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Rincian peran, tugas, dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut : (a) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling  kepada anak didik, (b) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-anak didik dan hubungan antar anak didik yang menunjang pelaksanaan  pelayanan bimbingan dan konseling, (c) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada anak didik yang memerlukan  layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan,
(d) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus, (e) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bmbingan dan konseling serta upaya tindak selanjutnya. (Anas solahudin, 2010: 179-125)
Oemar Hamalik, (1990: 52-71) menyatakan bahwa dalam sistem dan proses pendidikan mana pun, guru tetap memegang peranan terpenting. para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugas dengan baik. Kendati dewasa ini konsep CBSA telah banyak dilaksanankan dalam proses belajar mengajar disekolah, guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya, para siswa  hanya mungkin belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka unuk belajar.
Peranan guru yang begitu besar dapat ditinjau dalam arti luasdan dalam arti sempit.
 Dalam arti luas, guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, inovator, dan kooperatif. (a) Guru sebagai ukuran kognitif. Tugas guuru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai keterampilan kepada siswa, (b) Guru sebagai agen moral dan politik. Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat karena fungsinya mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan memiliki berbagai kognitif lainnya, (c) Guru sebagai inovator. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknoogi masyarakat senantiasa berubah dan berkembang  dalam semua aspek perubahasn da perkembangan itu menuntut terjadinya inovasi pendidikan yang menimbulkan perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dengan hal yang sebelumnya, (d) Guru memegang peranan kooperatif, dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak mungkin bekerja sendiri dan mengandalkan kemampuannya secara individual. Maka dari itu guru harus bekerja sama dengan sesama guru.
Dalam proses pengajaran disekolah (dikelas), peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam pengertian sempit, yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan guru adalah dalam pengorganisasian lingkungan belajar dan fasilitator belajar.  itu Hikmawati (2010:21) menjelaskan ada beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang guru mata  pelajaran  ketika  diminta  mengambil  bagian dalam  penyelenggaraan  program  bimbingan konseling  di  sekolah,  diantaranya  adalah (1)Guru sebagai informatory, (2)Guru sebagai fasilitator,  (3)Guru  sebagai  mediator,  dan (4)Guru  sebagai kolaborator. Oleh  karena  itu,  guru  harus  dapat  menerapkan  fungsi  bimbingan  dalam  kegiatan belajar   mengajar.  Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  guru  dalam  proses  belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: (a) Mengarahkan siswa agar lebih mandiri, (b) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa, (c) Perlakuan terhadap siswa secara hangat,  ramah,  rendah hati,  menyenangkan, (d) Pemahaman siswa secara empatik, (e) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu, (f) Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa, (g) Kekonkretan dalam menyatakan diri, (h)  Penerimaan siswa secara apa adanya, (i) Perlakuan terhadap siswa secara permissive.

D.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang di atas dapat disimpulkan bahwa peranan guru dalam proses bimbingan dan konseling sangat penting. Peranan guru adalah dalam pengorganisasian lingkungan belajar dan fasilitator belajar. Selain itu Hikmawati  (2010:21)  menjelaskan  ada beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang guru mata  pelajaran  ketika  diminta  mengambil  bagian dalam  penyelenggaraan  program  bimbingan konseling  di  sekolah,  diantaranya  adalah (1) Guru sebagai informatory, (2) Guru sebagai fasilitator,  (3) Guru  sebagai  mediator,  dan  (4) Guru  sebagai kolaborator. Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  guru  dalam  proses  belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: (1) Mengarahkan siswa agar lebih mandiri (2) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa. (3) Perlakuan terhadap siswa secara hangat,  ramah,  rendah hati,  menyenangkan.






























DAFTAR PUSTAKA


Aqib, Zainal. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: YRAMA WIDYA.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogjakarta: DIVA press.

Kartono, Kartini.  1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. Jakarta: Rajawali.

Rubiyanto, Rubino,dkk. 2008. Bimbingan dan Konseling SD. Surakarta: BP-FKIP UMS

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.

Samisih. 2014. “Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar”. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha Vol.1 No.1. Surakarta: UTP Press.

Sudirman, dkk. 2013. “Peran Guru Bimbingan dan Konseling serta Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri”. Jurnal Ilmiah Konseling Vol.2 No.1. Padang: UMP Press

Related Post

0 Komentar

NAMA KELOMPOK

NAMA KELOMPOK   NOVA HARDIANTI (201431004) HENI PRATIWI         (201431044) NOVI PUTRI PERTIWI (201431031) IDA AFITIYA SARI (2014310...